
I
Dengan sangat indah, KH M Cholil Bisri menggambarkan datangnya bulan Ramadhan dan maknanya. Kiai Cholil menulis demikian:
“Bulan kasih sayang, Ramadhan, datang. Gusti Allah menebarkan kasih sayang-Nya di antara mahkluk-mahkluk hidup yang berhati. Mereka pun sangat menikmati anugerah kasih sayang itu,” (KH M Cholil Bisri: 2008).
Lalu dilanjutkan, “Kasih sayang Allah yang hanya diterimakan kepada mereka yang berhati. Yang tidak berhati dibiarkan tetap memangsa sesamanya. Yang tidak dapat mendapat bagian kasih sayang, yang tetap memuat keinginan memangsa sesama, pasti akan dijauhi atau dihindari atau ditakuti atau diperangi oleh lingkungannya. Dia akan tercecer dan tercecer di Neraka.”
Kata Kiai Cholil, bulan Ramadhan mengumpulkan tiga macam dambaan setiap orang beriman: Kasih sayang, pengampunan, dan pembebasan dari kesengsaraan (terutama kesengsaraan Neraka).
Di bulan Ramadhan, setan berada dalam pasungan. Dia dicegah berkeliaran menggoda Bani Adam yang ingin dekat dan bertambah dekat , dan lebih dekat lagi denganYang Maha Memberi segala. Gusti Allah Subhānahu wa Ta‘ālā.
II

Mereka yang berhati. Manusia yang berhati. Itu kata kuncinya.
Bukankah, hati adalah inti diri manusia. Di hatilah semua dimensi yang berbeda saling terkait satu sama lain, yakni tubuh dan roh, ruang batin dan keterbukaan pada dunia serta sesama, intelektualitas, kehendak dan afektivitas (Paus Fransiskus, Lumen Fidei).
Ketika hati dijaga agar tidak tercemar oleh kecenderungan buruk, orang akan menjadi lebih terbuka pada kebenaran dan kasih. Dan, orang yang demikian itu, tidak akan bersaksi dusta, dengan menyebarkan hoaks, misalnya.
Dalam bahasa lain Ki Hajar Dewantara secara jelas menyatakan bahwa unsur diri manusia adalah cipta, rasa dan karsa, sebagai modalitas manusia menjalankan kehidupan dan penghidupannya di dunia. Ki Hajar tidak mengagungkan akal, pikiran semata, tetapi di sana juga ada hati.
Bukankah manusia adalah mahluk hidup yang bertubuh dan berjiwa, ber-roh dan berakal-budi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia mampu untuk bertransedensi (menguasai) diri dan lingkungannya. Keunikan kodrat manusia dibandingkan dengan mahluk lain adalah akal-budi yang dimilikinya. Dengan kemampuan akal-budinya, manusia memiliki kemampuan untuk “mengambil keputusan” dan “menentukan diri sendiri”.

III
Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa kadang ada manusia yang dikuasai nafsu angkara murka, dalam segala macam bentuknya. Ada yang asal bicara, asal kritik terhadap segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendaknya, membuat kegaduhan, bahkan menyengsarakan orang lain dengan menjadi pengebom bunuh diri, misalnya.
Pendek kata, ada manusia yang dalam peribahasa bahasa Jawa disebut Ngalasake negara, hanya menuruti kehendak hatinya sendiri. Orang seperti ini berasal dari berbagai strata masyarakat; mulai dari rakyat kecil hingga orang besar, berpangkat, berkuasa, dan juga berilmu tinggi.
Tetapi, kata Kiai Cholil Bisri, bulan kasih sayang telah datang. Dia menjanjikan terbangunnya kesadaran dari kelelapan “lupa” akan nikmatnya kesaudaraan, kerukunan, dan kebersamaan. Dia menjanjikan menyapu bersih “halaman nurani” yang kotor oleh sampah dengki, iri, syirik, dan kezaliman.
Ibadah puasa, mengutip pendapat Azyumardi Azra, merupakan kesempatan sangat baik bagi orang-orang beriman (aladzina amanu) meningkatkan kualitas jasmani dan rohani. Apalagi di saat ini, tatkala kita semua masih dijerat oleh pandemi Covid-19 dan berbagai bencana alam.
Dan, dengan peduli kepada sesama, maka Ramadhan berkah tidak hanya untuk mencapai peningkatan kualitas pribadi menuju ketakwaan, tetapi juga kemaslahatan sosial dan kemanusiaan secara keseluruhan. Jika puasa secara pribadi berarti memperkuat hablun minallah (hubungan dengan Allah), secara sosial mempererat hablun minnas, hubungan sesama kemanusiaan. Kata Azyumardi Azra.
Maka itu KH Cholil Bisri mengatakan, bulan kasih sayang, Ramadhan menjanjikan menebar kebaikan, kedermawanan, dan ketulusan tanpa pamrih. Kalau kasih sayang itu berhasil menyusupi rongga dada setiap mereka yang berhati, niscaya persoalan bangsa di ambang selesai.
Selamat datang bulan Kasih Sayang. Selamat datang Ramadhan.***